Rabu, Juli 29, 2009

KISHO KUROKAWA DAN METABOLISM ARCHITECTURE

oleh Erick Rinaldo


We regard human society as a vital process, a continious development from atom to nebula. The reason why we use the biological word metabolism is that we believe design and technology should be denote human vitality. (Metabolism 1960 ; a Proposal for a New Urbanism)


Kutipan di atas merupakan sebuah kata kunci yang dicetuskan oleh sekelompok arsitek asal Jepang ( Kiyonori Kikutake, Masato Ohtaka, Fumihiko Maki, Kisho Kurokawa dan kritikus arsitektur Noboru Kawazoe) pada deklarasi konferensi desain dunia pada tahun 1960 di Jepang. Menjadi menarik ketika adanya penggunaan kata metabolism pada pernyataan yang mereka lontarkan. Berhubung mereka adalah sekelompok arsitek, maka sepertinya hal yang kurang berkorelasi ketika membandingkannya dengan kata metabolism yang sering kita temui ketika mempelajari pelajaran biologi atau sebagainya. Seperti yang kita ketahui, metabolisme dalam ilmu biologi ialah suatu reaksi kimia makhluk hidup yang berlangsung secara berkelanjutan dalam kehidupan makhluk hidup dalam mentransformasikan energi yang didapat untuk dimanfaatkan dalam proses reproduksi, pertumbuhan, pendewasaannya dan menjaga identitas.

Dalam korelasinya dengan dunia arsitektur yang mereka geluti, ternyata alasan penggunaan kata “metabolisme” tersebut disebabkan oleh keyakinan mereka terhadap keberadaan desain dan teknologi harus menunjukkan vitalitas manusia. Ketidakyakinan mereka terhadap indikasi metabolisme hanya dapat diterima oleh alam dan proses sejarah, memicu mereka untuk aktif melakukan eksplorasi isu dari proposal mereka tersebut untuk dilemparkan dan diwacanakan kepada masyarakat.

Pernyataan di atas kemudian menjadi begitu bermakna karena mencerminkan perasaan mereka bahwa masyarakat manusia harus dipandang sebagai satu bagian dari entitas di alam dan keberadaan teknologi sebagai sebuah tambahan atas perikehidupan manusia. Kepercayaan ini sejalan dengan kepercayaan barat bahwa modernisasi adalah sebuah repetisi dari sebuah konflik antara teknologi dan umat manusia.

Berangkat dari hal tersebut di atas, para metabolis kemudian mengabstraksikannya menjadi Teori Siklus Metabolisme, yang merupakan program untuk menata ulang arsitektur dengan cara memisahkan ruang lingkup urban. Kurokawa sendiri berpendapat bahwa ideologi yang mendasari pemikiran arsitektur tentang form lebih banyak mendasari pemikiran Barat, bukan Timur. Selain itu, menurutnya ruang dan bentuk itu lahir dari suatu hal yang bersifat individu ( dalam konteks ini Asia Individuum ). Terminologi “form” sendiri hanya merupakan kaidah dan prinsip arsitektural yang dapat berubah seiring perkembangan waktu, memiliki kemampuan untuk ditempatkan kembali dan mengalami kemampuan untuk ditata ulang. Sehingga ruang, bentuk, dan arsitektur yang mereka tawarkan juga tidak bersifat kekal, tetapi dapat terus mengalami perubahan. Keterbatasan tanah serta harganya yang mahal juga dipertimbangkan dengan cara menetapkan bagian ruang yang harus dilindungi dan tidak berubah bagi tersedianya tempat untuk manusia hidup dan menjalani berbagai kegiatannya.

Kurokawa dan grup menolak untuk menjadikan pemikiran mereka sebagai basis terbentuknya gaya baru. Pemikiran mereka bersifat teoritis dan filosofis semata, sedangkan form dan style terjadi akibat unsur sejarah, ruang,waktu, material, keadaan sosial, kondisi geografi , dan kadang – kadang murni dari kondisi seseorang.
Para penggagas metabolis dan Kurokawa mempunyai pemikiran bahwa arsitektur seharusnya adalah hasil buah pikiran oleh masyarakatnya sendiri, sehingga terciptalah interaksi yang kuat antara sosial masyarakat dan arsitekturnya sendiri. Secara konkrit, Kurokawa mengajukan sebuah gagasan akan perancangan yang memanfaatkan teknologi prefabrikasi untuk hunian apartemen. Caranya dengan membaginya menjadi unit terkecil fungsi dan kegiatan yang penting seperti ruang tidur sehingga ditambahkan dari luar untuk kebutuhan servis. Kurokawa menyebut elemen ini sebagai unit kapsul ruang atau Capsule Space. Gagasan seperti ini akhirnya diharapkan bisa menjadi produk yang dihasilkan secara massal dengan melibatkan industri dan teknologi, dengan menonjolkan manusia melalui karakter individunya. Untuk merealisasikannya,Kurokawa kemudian memikirkan untuk mempopulerkan gagasan tersebut agar pihak industrialisasi dapat ikut berpartisipasi (Capsulisation). Proses berpikir seperti ini sejalan dengan ide yang pernah dilontarkan Le Corbusier pada masanya.


Seperti yang pernah disampaikan Mies van der Rohe , bila form dijadikan tujuan dalam mendesain maka ia hanya berakhir pada formalitas semata. Sejatinya form di dalam arsitektur harus diinterpretasikan sebagai sebuah proses penjelajahan kehadiran. Kurokawa dengan konsep Capsule Space sebagai upayanya dalam mendesain konsep rumah kapsul, dimana para individu Jepang yang sangat sibuk bekerja hanya memanfaatkannya sebagai tempat untuk tidur, dan itu benar – benar menyerupai kapsul.

Keterwujudan konsep apartemen Capsule Space ini tampak terlalu individualis, dan kontradiktif dengan konsep komunitas yang mereka pikirkan. Keberadaan komunitas didefinisikan sebagai kumpulan dari berbagai varian populasi (dalam konteks ini manusia dan lingkungan). Gagasan ruang kapsul yang diperuntukan untuk hunian, maka kapsul sebagai unit terkecil interaksi kurang dapat diterima. Karena justru individu akan terkungkung dalam spacenya sendiri dan bisa memudarkannya dari interaksi yang ada dalam komunitas kehidupan sosial. Langkah yang diambil Kurokawa untuk membuat ruang terbuka untuk interaksi sosial patut dihargai namun efektifitasnya masih harus dipertanyakan, karena kesibukan dari individu di Jepang mencapai angka yang cukup tinggi.

Tetapi Kurokawa dan arsitek metabolis lainnya telah menggarisbawahi bahwa pemikiran mereka bersifat filosofis semata yang dalam pengaplikasiaanya memerlukan pengujian. Benang merah dari pemikiran ini adalah penemuan konsep tentang kaidah dasar arsitektur itu dengan pencarian makna form dari kacamata ketimuran khususnya Jepang. Slogan “ design is form-making in order” (Louis Khan) merancang adalah tugas untuk membuat bentuk berkaitan dengan unsur proses, pemikiran, teoritis, uji coba sehingga menghasilkan wujud 3 dimensionalnya, begitu pulalah yang coba diungkap oleh Kurokawa dan grup.

Tahun 1960, saat pertumbuhan ekonomi meningkat, kelompok Metabolisme menfasilitasi pembentukan hubungan baru antara manusia dan teknologi. Pemikiran tentang teknologi dikembangkan secara mandiri menuju pada titik yang mengatur hidup manusia. Kelompok ini memiliki maksud untuk menghasilkan suatu sistem yang membuat manusia akan menjaga kontrol atas teknologi. Perkembangan teknologi di Jepang menjadi lebih dinamis dan pesat. Dasar pertimbangannya adalah efisiensi ekonomi dan profit. Mereka mendukung penerapan teori lingkungan ‘metabolisme’ sebagai cara untuk menghindari kondisi tersebut. Teori ini menawarkan suatu pengaturan ulang untuk membagi arsitektur dan ruang kota pada tataran lanjut dari yang global ke yang mengkhusus dan yang bisa memudahkan manusia untuk mengontrol lingkungannya.


Dengan mendiferensiasikan antara bangunan yang tidak boleh dirubah dan bagian yang harus dipertahankan, maka ada probabilitas bahwa bagian-bagian tersebut mesti berganti secara periodik. Perencanaan kelompok ini pada sebuah apartemen prefabrikasi, mereka memikirkan suatu cara merakit sejumlah elemen dasar seperti membuat ruang besar misalnya ruang tidur dan ruang tamu. Unit-unit kapsul dipasang diluar sebagai fungsi bangunan tingkat rendah terdiri dari dapur dan unit servis.
Penataan ulang arsitektur seperti ini memfasilitasi ekspresi individual dan karakter ruang individual. Berarti juga telah menyokong keterbanguanan arti dari benda seutuhnya, tidak seperti yang terjadi pada kasus bangunan bergaya modern yang mematikan fungsi dan nilai kebendaan. Prinsip bahwa arsitektur berdasarkan waktu, prinsip ketergantian, keterubahan global serta prinsip lingkungan metabolisme hanya berlangsung sebentar saja.

Akhinya, adalah hal yang bermakna ketika kita mengeksplorasi keberadaan sejarah arsitektur masa lalu. Dengan menelaah unsur-unsur filosofi yang melatar belakanginya, dengan adanya inter-kultur yang mempunyai tujuan sangat penting dan merupakan bagian dari sejarah dan falsafah arsitektur. Seperti apa yang telah ditekankan oleh Kisho Kurokawa dalam Rediscovering Japanese Space, bahwa ada dua jalan pemikiran mengenai sejarah dan tradisi. Pertama, adalah sejarah yang dapat kita lihat seperti, bentuk arsitektur, elemen dekorasi, dan simbol-simbol yang telah datang pada kita. Kemudian yang kedua, adalah sejarah yang tidak dapat kita lihat seperti, sikap, ide-ide, filosofi, agama, keindahan, dan pola kehidupan. Itulah kemudian yang menjadi referensi bagi kita untuk terus mengembangkan berbagai filosofi sehingga mengasah dan menambah kemampuan kita dalam khazanah dunia perancangan khususnya arsitektur.


Kepustakaan :
William, Sarah, Rejean Legault.2000. Anxious Modernism. Canada : Canadian Centre for Architecture
Sennot, R Stephen. 2004. Encyclopedia of 20th Century Architecture . New York, London : Fitzroy Dearborn
Kurokawa, Kisho. 1997. Theories and Manifestoes of Contemporary Arhitecture. Japan : National Book Network
Steel, James. Architecture Today (page 432-464)
Encyclopedia Britanica (electronic source)

2 komentar:

  1. Salam

    Terimakasih sebelumnya sudah berkenan membagikan opini bapak mengenai teori metabolisme yang diusung oleh Kurokawa ini.Tulisan yang sangat menarik untuk dibaca. Sangat membantu saya dalam memahami teori ini secara lebih.

    Namun ada beberapa kalimat yang saya tidak mengerti, yakni pada paragraf ke-10 dari tulisan ini, yaitu "berarti juga telah menyokong keterbanguanan arti dari benda seutuhnya, tidak seperti yang terjadi pada kasus bangunan bergaya modern yang mematikan fungsi dan nilai kebendaan. Prinsip bahwa arsitektur berdasarkan waktu, prinsip ketergantian, keterubahan global serta prinsip lingkungan metabolisme hanya berlangsung sebentar saja."

    bisa dijelaskan kembali kepada saya maksud dari kalimat ini apa pak?

    Terimakasih atas pembacaannya.
    Semoga anda berkenan menjelaskannya secara lebih rinci kepada saya.

    BalasHapus
  2. mantap, saya bangga menjadi seorang arsitek :)

    BalasHapus